Menurutku, cinta itu sebenarnya mudah.
Mudah — karena aku pernah mendengar seseorang berkata,
“Cinta itu bersinar saja, tanpa harus berharap disinari balik.”
Kalimat itu menancap dalam, seperti cahaya kecil yang tak padam.
Dari situ aku belajar, bahwa cinta tidak selalu harus dimiliki.
Tugas kita hanyalah bersinar — semampu kita, setulus yang kita bisa.
Urusan apakah cahayamu akan disambut atau tidak, itu bukan tanggung jawabmu.
Cinta yang tulus tidak menuntut balasan; ia hanya ingin hadir.
Bahkan bila dia mencintai orang lain, tak apa.
Cahaya tidak berkurang hanya karena langitnya berbeda.
Karena ketika kau memaksa seseorang untuk mencintaimu,
cinta itu berubah bentuk — menjadi ego, menjadi obsesi.
Dan di situlah keindahannya hilang.
Namun bila cintamu tulus, yakinlah —
suatu hari, entah kapan, cinta akan berpihak padamu juga.
Jadi jangan bersedih, jangan kecewa,
sebab yang sejati tak akan mudah sirna.
Jika kamu benar-benar cinta,
itu akan selalu tinggal — dalam hatimu, dalam langkahmu,
meski dia pernah membuatmu menangis,
meski dunia berkata kamu bodoh,
meski cinta itu tak pernah berbalas.
Karena cinta sejati bukan tentang siapa yang memelukmu,
tetapi siapa yang membuatmu tetap ingin bersinar
tanpa alasan apa pun,
selain karena kamu… benar-benar cinta.
Komentar